Dalam membahas masalah ini, memang ada perselisihan dalam
madzhab Syafi’i yang mana ada dua qaul (pendapat) yang seolah-olah
bertentangan, namun kalau dirincikan maka akan nampak tidak ada bedanya.
Sedangkan Imam Tiga (Abu Hanifah, Malik dan Ahmad bin Hanbal) [1] berpendapat
bahwa pahala bacaan al-Qur’an sampai kepada orang mati. Apa yang telah
dituturkan oleh para Imam syafi’iyah yakni berupa petunjuk-petunjuk atau aturan
dalam permasalahan ini telah benar-benar diamalkan dengan baik dalam kegiatan
tahlilan.
Perlu diketahui, bahwa seandainya pun ada perselisihan
dikalangan syafi’iyah dalam masalah seperti ini, maka itu hanyalah hal biasa
yang sering terjadi ketika mengistinbath sebuah hukum diantara para mujtahid
dan bukanlah sarana untuk berpecah belah sesama kaum Muslimin, dan tidak pula
pengikut syafi’iyah berpecah belah hanya karena hal itu, tidak ada kamus yang
demikian sekalipun ‘ulama berbeda pendapat, semua harus disikapi dengan bijak.
Akan tetapi, sebagian pengingkar tahlilan selalu menggembar-gemborkan adanya
perselisihan ini (masalah furu’), mereka mempermasalahkan yang tidak terlalu
dipermasalahkan oleh syafi’iyah dan mereka mencoba memecah belah persatuan umat
Islam terutama Syafi’iyah, dan ini tindakan yang terlarang (haram) dalam
syariat Islam. Mereka juga telah menebar permusuhan dan melemparkan banyak
tuduhan-tuduhan bathil terhadap sesama muslim, seolah-olah itu telah menjadi
“amal dan dzikir” mereka sehari-hari, tiada hari tanpa menyakiti umat Islam.
Na’udzubillah min dzalik. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam sangat benci
terhadap mereka yang suka menyakiti sesama muslimin. Berikut diantara qaul-qaul
didalam madzhab Syafi’iyah yang sering dipermasalahkan : Imam an-Nawawi
menyebut didalam al-Minhaj syarah Shahih Muslim :
والمشهور في مذهبنا أن قراءة القرآن لا يصله ثوابها ، وقال
جماعة من أصحابنا : يصله ثوابها ، وبه قال أحمد بن حنبل
“Dan yang masyhur didalam madzhab kami (syafi’iyah) bahwa
bacaan al-Qur’an pahalanya tidak sampai kepada mayyit, sedangkan jama’ah dari
ulama kami (Syafi’iyah) mengatakan pahalanya sampai, dengan ini Imam Ahmad bin
Hanbal berpendapat”. [2]
Dihalaman lainnya beliau juga menyebutkan :
وأما قراءة القرآن فالمشهور من مذهب الشافعى أنه لا يصل ثوابها
إلى الميت وقال بعض أصحابه يصل ثوابها إلى الميت وذهب جماعات من العلماء إلى أنه
يصل إلى الميت ثواب جميع العبادات من الصلاة والصوم والقراءة وغير ذلك وفى صحيح
البخارى فى باب من مات وعليه نذر أن بن عمر أمر من ماتت أمها وعليها صلاة أن تصلى
عنها وحكى صاحب الحاوى عن عطاء بن أبى رباح واسحاق بن راهويه أنهما قالا بجواز
الصلاة عن الميت وقال الشيخ أبو سعد عبد الله بن محمد بن هبة الله بن أبى عصرون من
أصحابنا المتأخرين فى كتابه الانتصار إلى اختيار هذا، وقال الامام أبو محمد البغوى
من أصحابنا فى كتابه التهذيب لا يبعد أن يطعم عن كل صلاة مد من طعام طعام وكل هذه
إذنه كمال ودليلهم القياس على الدعاء والصدقة والحج فانها تصل بالاجماع
“Adapun pembacaan al-Qur’an, yang masyhur dari madzhab
asy-Syafi’i pahalanya tidak sampai kepada mayyit, sedangkan sebagian ashabusy
syafi’i (‘ulama syafi’iyah) mengatakan pahalanya sampai kepada mayyit, dan
pendapat kelompok-kelompok ulama juga mengatakan sampainya pahala seluruh
ibadah seperti shalat, puasa, pembacaan al-Qur’an dan selain yang demikian,
didalam kitab Shahih al-Bukhari pada bab orang yang meninggal yang memiliki
tanggungan nadzar, sesungguhnya Ibnu ‘Umar memerintahkan kepada seseorang yang
ibunya wafat sedangkan masih memiliki tanggungan shalat supaya melakukan shalat
atas ibunya, dan diceritakan oleh pengarang kitab al-Hawi dari ‘Atha’ bin Abu
Ribah dan Ishaq bin Ruwaihah bahwa keduanya mengatakan kebolehan shalat dari
mayyit (pahalanya untuk mayyit). Asy-Syaikh Abu Sa’ad Abdullah bin Muhammad
Hibbatullah bin Abu ‘Ishrun dari kalangan syafi’iyyah mutaakhhirin (pada masa
Imam an-Nawawi) didalam kitabnya al-Intishar ilaa ikhtiyar adalah seperti
pembahasan ini. Imam al-Mufassir Muhammad al-Baghawiy dari anshabus syafi’i
didalam kitab at-Tahdzib berkata ; tidak
jauh (tidaklah melenceng) agar memberikan makanan dari setiap shalat sebanyak
satu mud, dan setiap hal ini izinnya sempurna, dan dalil mereka adalah qiyas
atas do’a, shadaqah dan haji, sesungguhnya itu sampai berdasarkan ijma’.” [3]
Juga dalam al-Majmu’ syarah al-Muhadzdzab :
واختلف العلماء في وصول ثواب قراءة القرآن، فالمشهور من مذهب
الشافعي وجماعة أنه لا يصل. وذهب أحمد بن حنبل وجماعة من العلماء وجماعة من أصحاب
الشافعي إلى أنه يصل، والمختار أن يقول بعد القراءة: اللهم أوصل ثواب ما قرأته،
والله أعلم اه
“’Ulama’ berikhtilaf (berselisih pendapat) terkait sampainya
pahala bacaan al-Qur’an, maka yang masyhur dari madzhab asy-Syafi’i dan
sekelompok ulama syafi’i berpendapat tidak sampai, sedangkan Imam Ahmad bin
Hanbal, sekelompok ‘ulama serta sebagian sahabat sy-Syafi’i berpendapat sampai.
Dan yang dipilih agar berdo’a setelah pembacaan al-Qur’an : “ya Allah sampaikan
(kepada Fulan) pahala apa yang telah aku baca”, wallahu a’lam”.[4]
Imam Syamsuddin Muhammad al-Khathib asy-Syarbini didalam
Mughni :
تنبيه: كلام المصنف قد يفهم أنه لا ينفعه ثواب غير ذلك كالصلاة
عنه قضاء أو غيرها، وقراءة القرآن، وها هو المشهور عندنا، ونقله المصنف في شرح
مسلم والفتاوى عن الشافعي - رضي الله عنه - والأكثرين، واستثنى صاحب التلخيص من
الصلاة ركعتي الطواف
“Tahbihun : perkataan mushannif sungguh telah dipahami bahwa
tidak bermanfaat pahala selain itu (shadaqah) seperti shalat yang di qadha’
untuknya atau yang lainnya, pembacaan al-Qur’an, dan yang demikian itu adalah
qaul masyhur disisi kami (syafi’iyah), mushannif telah menuqilnya didalam
Syarhu Muslim dan al-Fatawa dari Imam asy-Syafi’i –radliyallahu ‘anh- dan
kebanyak ulama, pengecualian shahiu Talkhis seperti shalat ketika thawaf ”.[5]
Imam al-Mufassir Ibnu Katsir asy-Syafi’i didalam penjelasan
tafsir QS. An-Najm ayat 39 juga menyebutkan pendapat Imam asy-Syafi’i :
ومن وهذه الآية الكريمة استنبط الشافعي، رحمه الله، ومن اتبعه
أن القراءة لا يصل إهداء ثوابها إلى الموتى؛
“Dan dari ayat ini, Imam asy-Syafi’i rahimahullah
beristinbath (melakukan penggalian hukum), demikian juga orang yang
mengikutinya bahwa bacaan al-Qur’an tidak sampai menghadiahkan pahalanya kepada
mayyit”. [6]
Dari beberapa kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
Madzhab Syafi’i ada dua pendapat yang seolah-olah berseberangan, yakni ;
Pendapat yang menyatakan pahala bacaan al-Qur’an tidak
sampai, ini pendapat Imam asy-Syafi’i, sebagian pengikutnya ; kemudian ini di
istilahkan oleh Imam an-Nawawi (dan ‘ulama lainnya) sebagai pendapat masyhur
(qaul masyhur).
Pendapat yang menyatakan sampainya pahala bacaan al-Qur’an,
ini pendapat ba’dlu ashhabis Syafi’i (sebagian ‘ulama Syafi’iyah) ; kemudian
ini di istilahkan oleh Imam an-Nawawi (dan ulama lainnya) sebagai pendapat/qaul
mukhtar (pendapat yang dipilih/ dipegang sebagai fatwa Madzhab dan lebih kuat),
pendapat ini juga dipegang oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan imam-imam lainnya.
CATATAN KAKI :
[1] Lihat : Mughni Muhtaj lil-Imam al-Khatib as-Sarbini
[4/110] ;
وحكى المصنف في شرح مسلم والأذكار وجها أن ثواب القراءة يصل
إلى الميت كمذهب الأئمة الثلاثة، واختاره جماعة من الأصحاب منهم ابن الصلاح،
والمحب الطبري، وابن أبي الدم، وصاحب الذخائر، وابن أبي عصرون، وعليه عمل الناس،
وما رآه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن، وقال السبكي: والذي دل عليه الخبر
بالاستنباط أن بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت وتخفيف ما هو فيه نفعه، إذ ثبت أن
الفاتحة لما قصد بها القارئ نفع الملدوغ نفعته، وأقره النبي - صلى الله عليه وسلم
- بقوله: «وما يدريك أنها رقية» وإذا نفعت الحي بالقصد كان نفع الميت بها أولى
اهـ.
“dan diceritakan oleh mushannif didalam Syarh Muslim dan
al-Adzkar tentang suatu pendapat bahawa pahala bacaan al-Qur’an sampai kepada
mayyit, seperti madzhab Imam Tiga (Abu Hanifah, Maliki dan Ahmad bin Hanbal),
dan sekelompok jama’ah dari al-Ashhab (ulama Syafi’iyyah) telah memilih
pendapat ini, diantaranya seperti Ibnu Shalah, al-Muhib ath-Thabari, Ibnu Abid
Dam, shahib ad-Dakhair juga Ibnu ‘Abi Ishruun, dan umat Islam beramal dengan
hal tersebut, apa yang oleh kaum Muslimin di pandang baik maka itu baik disisi
Allah. Imam As-Subki berkata : dan yang menujukkan atas hal tersebut adalah
khabar (hadits) berdasarkan istinbath bahwa sebagian al-Qur’an apabila di
tujukan (diniatkan) pembacaannya niscaya memberikan manfaat kepada mayyit dan meringankan (siksa)
dengan kemanfaatannya. Apabila telah tsabit bahwa surah al-Fatihah ketika di
tujukan (diniatkan) manfaatnya oleh si pembaca bisa bermanfaat bagi orang yang
terkena sengatan, sedangkan Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam taqrir atas
kejadian tersebut dengan bersabda : “Dari mana engkau tahu bahwa surah
al-Fatihah adalah ruqiyyah ?”, jika
bermanfaat bagi orang hidup dengan mengqashadkannya (meniatkannya) maka
kemanfaatan bagi mayyit dengan hal tersebut lebih utama. Selesai”.
I’anathuth Thalibin lil-Imam al-Bakri Syatha ad-Dimyathi
[3/258] ;
وحكى المصنف في شرح مسلم والأذكار وجها أن ثواب القراءة يصل
إلى الميت، كمذهب الأئمة الثلاثة، واختاره جماعة من الأصحاب، منهم ابن الصلاح،
والمحب الطبري، وابن أبي الدم، وصاحب الذخائر، وابن أبي عصرون وعليه عمل الناس وما
رآه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن وقال السبكي الذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن
بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت وتخفيف ما هو فيه، نفعه، إذ ثبت أن الفاتحة لما
قصد بها القارئ نفع الملدوغ نفعته، وأقره النبي - صلى الله عليه وسلم - بقوله: وما
يدريك أنها رقية؟ وإذا نفعت الحي بالقصد كان نفع الميت بها أولى اه (قوله: لا يصل
ثوابها إلى الميت) ضعيف (وقوله: وقال بعض أصحابنا يصل) معتمد
“...... (frasa, pahala bacaaan al-Qur’an tidak sampai kepada
mayyit) merupakan qaul yang lemah (frasa ; dan sebagian ashhab kami
–syafi’iyyah- mengatakan sampai pahalanya kepada mayyit ) merupakan qaul yang
kuat atau mukmatad”.
Tuhfatul Habib (Hasyiyah al-Bujairami) [2/302] :
وقد نقل الحافظ السيوطي أن جمهور السلف والأئمة الثلاثة على
وصول ثواب القراءة للميت
“dan sungguh al-Hafidz As-Suyuthi telah menaqal bahwa Jumhur
Salafush Shaleh dan Aimmatuts Tsalatsah (Imam Tiga : Abu Hanifah, Malik, Ahmad
bin Hanbal) menyatakan sampainya pahala bacaan al-Qur’an untuk mayyit”.
[2] Lihat : Syarah Shahih Muslim [7/90].
[3] Lihat : Syarah Shahih Muslim [1/90].
[4] Lihat : al-Majmu’ syarah al-Muhadzdzab lil-Imam
an-Nawawi [15/522] ; al-Adzkar lil-Imam an-Nawawi hal. 165.
[5] Lihat : Mughni Muhtaj lil-Imam Syamsuddin Muhammad
al-Khathib asy-Syarbini (4/110).
[6] Lihat : Tafsirul Qur’an al-‘Adzim lil-Imam Ibnu Katsir
asy-Syafi’i [7/431].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar